Rabu, 04 Maret 2015

DESA WISATA WIRUN

Desa Wisata Wirun menjadi salah satu desa wisata yang paling dikenal di Sukoharjo karena banyaknya potensi wisata yang dimiliki kawasan itu. Desa yang berada di Kecamatan Mojolaban itu pun memiliki akses yang mudah untuk dituju dari Kota Solo dan Karanganyar. Berjarak satu kilometer dari Kota Solo, Desa Wirun menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara. Salah satu potensi terbesar yang membuat Wirun dikenal secara global adalah pembuatan kerajinan gamelan oleh para warga desa. Selain gamelan, pembuatan kerajinan yang digeluti sebagai mata pencaharian warga setempat adalah kerajinan kain jumputan yang telah diekspor ke luar negeri, kerajinan wayang kertas, kerajinan keris, kerajinan genteng, kerajinan batik kayu, dan budidaya tanaman bonsai. Suguhan kesenian lokal seperti kethoprak, jathilan, dan karawitan menjadi daya tarik tersendiri untuk menyambut para turis asing yang berwisata ke Dewa Wirun. Di itu, para wisatawan yang didominasi warga negara Belanda biasanya datang untuk menetap selama satu hingga dua hari untuk belajar tentang pembuatan kerajinan seperti gamelan dan wayang di rumah-rumah penduduk. Karena lokasinya yang relatif cukup jauh dari kawasan kota Solo, rumah penduduk setempat pun banyak yang disewakan bagi warga asing dan wisatawan lokal pada masa-masa ramai kunjungan wisatawan. Penjualan gamelan menjadi potensi yang diunggulkan karena pemasarannya yang mencapai luar negeri.

BATIK

Batik Kelengan yang banyak diproduksi di Kecamatan Mojolaban Sukoharjo menjadi salah satu kain khas yang dimiliki kota Makmur. Batik dengan warna dasar hitam ini dikreasikan dengan berbagai macam motif dan warna yang membuat kreasi konveksi ini kaya akan koleksi. Koleksi batik ini pun dijual dalam bentuk kain potongan yang dijual dengan harga Rp40 ribu hingga Rp125 ribu per potong yang disesuaikan dengan kain bahan dasar batik. Penjualan batik ini tidak terbatas pada kabupaten Sukoharjo saja. Beberapa penjual memasok dan memasarkan dagangannya di Pasar Klewer Solo yang menjadi sentra penjualan batik di kota itu. Selain perajin batik Kelengan, Sukoharjo juga memiliki pengusaha batik soga yang menggunakan pewarna alami dalam pewarnaan kain. Produksi dan penjualan batik di Sukoharjo mengalami peningkatan signifikan sejak 2007 lalu dengan adanya kebijakan untuk mejawibkan para pegawai negeri sipil maupun swasta untuk mengenakan batik sebagai seragam kantor. Kreasi dan inovasi pun terus dikembangkan oleh para perajin seiring berkembangnya zaman dan batik menjadi salah satu sektor industri yang menjanjikan.

MEBEL KAYU

Tidak hanya memproduksi mebel berbahan rotan, industri mebel kayu di Sukoharjo terhitung cukup maju dengan berkembangnya beberapa perajin. Industri ini pun sempat berjaya pada awal tahun 2000 dan menembus pasar internasional dengan pengiriman ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Kini, para perajin mulai mengembangkan wilayah cakupan ekspor ke Kanada dan Afrika Selatan dengan mengembangkan kreasi perabot rumah tangga yang tidak hanya terpatok pada warna dasar coklat pada kayu saja.Kreasi berupa penggunaan cat warna-warna terang menjadi daya tarik baru dalam industri mebel kayu ini. Perabot rumah tangga seperti kursi, meja, dan lemari menjadi jenis hasil mebel yang dominan dibuat oleh para perajin yang sebagian besar bermukim di Kecamatan Sukoharjo.

KALIGRAFI

Kerajinan kaligrafi berbahan dasar kulit kambing menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan dari Sukoharjo. Bersentra di kawasan Telukan, Grogol, perajin membuat bahan kulit kambing menjadi hiasan cantik. Hiasan ini banyak diminati di negara-negara Timur Tengah seperti Turki dan Iran dengan pengiriman mencapai 100 ribu buah kerajinan kaligrafi. Kerajinan ini dipasarkan dengan rentang harga Rp8 ribu hingga Rp60 ribu per buah yang disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran kaligrafi dan tingkat kesulitan pembuatannya.

ALKOHOL / ETHANOL

Produksi alkohol atau ethanol di Sukoharjo menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia. Berpusat di Kecamatan Mojolaban, industri ini mencapai penjualan skala besar di seluruh Indonesia.
Para konsumen yang menjadi pembeli rutin produk alkohol yang dibuat di kawasan itu adalah perusahaan-perusahaan besar yang tersebar di skala nasional. Sebagian besar perajin alkohol tersebut adalah perajin skala rumahan yang dapat memproduksi sekitar 20.000 hingga 25.000 liter alkohol setiap bulan.


MEBEL ROTAN

Kawasan Trangsan di Kecamatan Gatak menjadi sentra industri mebel rotan di Sukoharjo. Perabot rumah tangga seperti meja, kursi, dan lemari menjadi koleksi yang wajib dibeli jika menyambangi kawasan Trangsan yang berada di barat Sukoharjo itu. Koleksi yang beragam dan kreatif dari para perajin akan memanjakan para konsumen yang ingin melengkapi kebutuhan perabot rumah tangga.
Meskipun sebagian besar perajin mebel rotan di sentra Trangsan adalah perajin berskala rumahan, setiap bulannya para perajin dapat memproduksi 100 hingga 1.000 buah kerajinan rotan seperti perabot kursi dan meja. Penjualan mebel rotan ini telah mencapai penjualan berskala nasional. Perusahaan mebel rotan di Sukoharjo antara lain :


RUDJITO GLASS & CRAFT












Jl. Songgobumi No. 10-12, Ds. Manang, Kec. Grogol, Sukoharjo, Solo

JAMU

Kabupaten Sukoharjo khususnya Kecamatan Nguter merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pedagang kios jamu tradisional yang terletak di Pasar Nguter Sukoharjo. Dari 250 pedagang yang ada, 33 diantaranya khusus berjualan jamu tradisional . Pembelinya tidak hanya datang dari Sukoharjo dan sekitarnya, tetapi banyak juga yang berasal dari luar Jawa. Pelanggan cukup memesan melalui surat atau telepon, kemudian barang pesanan segera dikirim melalui pos atau perusahaan ekspedisi. Jenis serbuk jamu yang dihasilkan hampir sama antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya. Yang membedakan adalah komposisi, variasi, dan mereknya. Rata-rata seorang pengusaha menjual 10 – 30 jenis jamu, walaupun ada juga yang menjual 75 jenis jamu. Pengusaha jamu tersebut tidak menanam tanaman bahan jamu sendiri, tetapi mendapatkannya dari pemasok bahan baku dalam bentuk kering.

GAMELAN

Gamelan merupakan alat musik khas Jawa yang mempunyai nilai seni adi luhung. Proses pembuatannya masih menggunakan cara-cara tradisional dan memerlukan ketrampilan khusus. Desa Wirun Kecamatan Mojolaban merupakan sentra industri gamelan di Kabupaten Sukoharjo, di mana terdapat sekitar 10 pengusaha dalam industri ini.
Produksinya sebagian diserap pasar domestik, sebagian lagi diekspor ke mancanegara seperti ke Amerika Serikat, Suriname dan Jepang. Omzet penjualannya mencapai ratusan juta rupiah, karena harga satu set perangkat gamelan paling murah mencapai 150 juta.
Roh gamelan Jawa inilah yang sejak dulu menghidupkan inspirasi dan semangat poara perajin gamelan di Desa Wirun, lebih dari 50 tahun lalu. Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama.
Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.
Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!